![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh81cXchcy7mJjcvJJxvyy52cucQxksxcUe0uLsjg9bHzaGUMBgZ6iSbcNtc5OUnivEcI031W2ySDLyYgEGscvZHj0t5ovwLOOnxY7hEVTe4doS06mNkEcqYbrHXoLHNL-jPH7K-bxSll4/s400/Screenshot_4.jpg)
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan Pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang di terbitkan dalam surat edaran Tahun 2018 oleh Kementrian Ketenagakerjaan Republik indonesia Nomor 2.
1 . THR Keagamaan diberikan kepada:
a. Pekerja atau buruh
yang telah mempunyai masa kerja selama 1 bulan secara terus menerus/lebih.
b. Pekerja/buruh
yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja
waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.
2. Besaran
THR Keagamaan diberikan sebagai berikut:
a. Bagi
pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 (satu) bulan upah
b. Bagi
pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 1bulan secara terus
menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional
sesuai dengan perhitungan:
masa keria
x 1 (satu) bulan upah.
12
3. Bagi
pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah 1bulan dihitung sebagai berikut:
a. Pekerja atau buruh
yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
b. Pekerja atau buruh
yang telah memiliki masa kerja kurang dari 12 bulan, upah I bulan
dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.
4. Bagi
perusahaan yang telah menetapkan nominal besaran nilai Tunjangan Hari Raya Keagamaan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan lebih
besar dari nilai Tunjangan Hari Raya Keagamaan sebagaimana nomor 2 di atas, maka Tunjangan Hari Raya Keagamaan
yang dibayarkan kepada pekerja/buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaaan yang telah dilakukan.
5. Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi pekerja/buruh diberikan 1 kali dalam 1 tahun dan
pembayarannya disesuaikan dengan hari raya keagamaan masing-masing pekerja/
buruh.
6. Tunjangan Hari Raya Keagamaan wajib dibayarkan paling Iambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya
keagamaan.
Berkenaan dengan hal tersebut, para
gubernur dan bupati/walikota hendaknya senantiasa memperhatikan,
mengawasi dan menegaskan para pengusaha di wilayahnya untuk melaksanakan
pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan tepat waktu.
Sejalan dengan hal dimaksud dan dalam
rangka persiapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriyah, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Untuk membantu dan
meringankan pekerja/buruh beserta keluarganya yang akan mudik lebaran, dihimbau
kepada para gubernur dan bupati/walikota untuk mendorong perusahaan di
wilayahnya menyelenggarakan mudik lebaran bersama.
2. Untuk
mengantisipasi timbulnya keluhan dalam pelaksanaan pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan,
diharapkan masing-masing provinsi dan kabupaten/kota membentuk Pos Komando
Satuan Tugas (Posko Satgas) Ketenagakerjaan Peduli Lebaran Tahun 2018.
Demikian Surat Edaran ini disampaikan,
untuk menjadi perhatian Saudara. Terima kasih.
0 Response to "SURAT EDARAN TENTANG TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN"
Posting Komentar